Posts

Untuk Orangtuaku, Maafkan aku atas kegagalanku!

Image
Untuk Orangtuaku… Aku minta maaf karena sampai saat ini aku belum menjadi apa-apa, Aku minta maaf karena kalian sudah bekerja sangat keras untuk menyekolahkanku, Tapi aku belum bisa membalas apapun. Aku minta maaf karena aku masih belum berhasil mengantarkan diriku ke puncak Maaf karena aku masih tidak berguna sampai saat ini..   Aku ingin mengeluh, aku ingin menangis, aku ingin marah.. Tapi untuk apa aku melakukan itu? Pada dasarnya aku yang salah karena aku tidak berusaha lebih keras Melihat kalian yang bekerja tidak pernah mengeluh, tidak pernah merasa begitu lelah Meskipun yang kalian lakukan sangatlah melelahkan Membuatku semakin merasa tidak berguna Bagaimana aku harus membalas semuanya yang telah kalian lakukan untukku? Sampai saat ini pun aku belum bisa mempunyai karir yang jelas   Dan bisa-bisanya aku merasa tidak merasa termotivasi melakukan apapun? Bisa-bisanya aku masih hidup nyantai, bermalas-malasan? Sungguh, aku tidak pantas untuk hidup

Pintau

Image
Entah kapan, kenapa dan bagaimana ceritanya waktu itu, tiba-tiba kita memutuskan untuk melakukan pendakian ke Pintau. Padahal waktu itu adalah masa-masa sibuk dimana banyak hal yang harus diselesaikan. Tapi karena otak ini pun udah perlu refreshing, aku pun   memutuskan   untuk ikut mendaki ke Pintau. Berharap bahwa semua beban pikiran yang membuat stress bisa hilang. Sebenarnya masih ada rasa bimbang, "haruskah liburan sekarang?" Mengingat agenda kerja yang masih numpuk.  Dan juga sudah beberapa kali gagal melakukan pendakian ke Pintau. Seperti tahun kemarin, yang seharusnya pergi ke Pintau (termasuk untuk merayakan #mybornday) bulan Maret, gagal karena ada misunderstanding & miscommunication. Pendakian ke Pintau terealisasi pada tanggal 18 April 2015 (1 bulan setelah #mybornday). Dan itu pun  masih gagal juga sampai ke puncak. Ceritanya waktu itu, kita sudah disuguhi air hujan yang begitu deras mulai dari awal pendakian. Karena kami niatnya menginap di Sibayak

Ga Jelas

Untukmu yang kusuka, yang bahkan tidak mengenalku.. Jika kamu tau bahwa aku menyukaimu, akan seperti apa reaksimu? Ah.. kamu tidak perlu mengetahuinya. Biarlah aku menjadi pengagum rahasiamu saja. Aku tidak akan berharap lebih padamu, biarlah aku hanya memandangimu dari jauh. Itu sudah cukup bagiku, karena dengan melihatmu aku bisa tersenyum. Walaupun sekali-kali aku juga merasa sedih saat melihatmu tertawa bersama orang lain di sisimu. Aku tidak akan berharap, karena aku sadar rasa ini hanya akan menyakitiku nantinya. Apakah kamu mengenalku? Mungkin iya, mungkin tidak. Kita memang sering berjumpa, (yang walaupun hanya aku yang menyadari itu) tapi itu bukan menjadi jawaban apakah kamu memang benar-benar mengenalku. Karena akulah satu-satunya yang memperhatikan. Bahkan di saat tatapan mata kita bertemu, aku akan merasa bahagia seolah kamu menatapku penuh arti. Iyah.. itu hanya perasaanku saja, kamu tidak mungkin mengenalku. Harapanku... Aku tidak ingin rasa yang k

I FEEL LIKE I'M LOSING MY SELF

Aku bahkan tidak sempat untuk menuliskan resolusiku. Karena terlalu banyak masalah-masalah yang masih tersimpan dalam benakku. Aku merasa seperti kehilangan diriku. Aku merasa diriku yang sekarang bukan diriku lagi. Aku juga tidak mengerti apa yang yang kurasakan ini, apa yang kuhadapi.   Semuanya terasa sangat rumit. Aku hanya berpikir, berpikir dan berpikir. Bahkan dalam tidurku sekalipun otak ini tidak bisa berhenti berpikir. Semuanya jadi rumit karena menghadapi perbedaan karakter orang-orang di sekitarku. Mungkin dulu aku sudah terbiasa berteman dengan orang-orang yang lebih bertanggung jawab. Dulu aku hanya mau berteman sama orang-orang yang menurutku cara pandangnya atau karakternya tidak jauh berbeda denganku. Bukannya   tidak mau berteman dengan mereka, hanya saja aku untuk menjadi teman dekat   harus diseleksi dulu. Dan sekarang aku diperhadapkan dengan orang-orang yang mempunyai karakter yang tidak aku sukai dan aku harus berteman dan menjadi rekan kerja mereka.

MENTALKU MENTAL ONCOM...

Biasanya orang bilang mental tempe. Tapi karena aku hobby-nya makan tempe (apalagi pas akhir bulan), jadi   aku ganti aja jadi mental oncom.. hehehh Soalnya aku paling gak suka makan yang namanya oncom biarpun bahan dasarnya adalah tempe sekalipun udah kelaparan. Ada yang gak pernah makan oncom? Cobain deh.. kali aja kalian suka, biar nambah  koleksi makanan favorit gituu.. :D Back to topic.. Kenapa aku bilang mental oncom, karena aku punya mental yang gak sekuat baja. Sungguh sangat disayangkan sih, aku yang udah berumur 21 tahun ini masih belum bisa menjadi orang yang tangguh. “helloww?? *triak pake toa*Orang udah setua ini??? Kamu hidup ngapain aja kerjaannya?? Begitu banyaknya problema hidup yang udah kamu jalanin, tapi masih pengecut gini, benar-benar payah!!! Tunjukin dong kalo kamu itu bisa, kalo kamu itu adalah orang yang lebih bersih dari mereka-mereka yang menjatuhkanmu.” biar aku aja yang marahin diriku sendiri :D Tahun ini adalah tahun di mana harga diri

Mbah Dukun koq Tega Bangat Gituin Aku? Apa Salahku? :'(

Senin, 1 Juni 2015... Hari senin mungkin hari yang paling dibenci kebanyakan orang, sebenarnya gue nggak terlalu benci sama hari senin karena menurut gue hari senin itu nggak pernah ngelakuin sesuatu yang salah ke gue. Hanya saja hari ini, yang kebetulan hari senin menjadi hari yang paling gue benci karena menjadi hari paling keramat dan tragis buat gue. Mau tau kenapa? Hari ini adalah hari di mana gue dituduh sebagai pencuri. Di mana gue bener-bener nggak pernah ngelakuin hal kotor itu. Sumpah, ini tuh Sadis bangat. Gue baru benar-benar ngerti dengan kalimat yang mengatakan “FITNAH ITU LEBIH KEJAM DARIPADA PEMBUNUHAN” setelah gue   ngalamin kejadian ini. Gue benar-benar nggak berdaya ngebela diri gue sendiri saat gue dituduh nyuri. Karena yang gue bisa cuman bisa nangis dan bilang kalo gue bukan pencurinya. Yang mana saat gue bilang gue nggak nyuri, omongan yang datang ke gue itu “MANA ADA MALING YANG NGAKU?”.   Hati gue serasa diiris-iris terus dikasih jeruk nipis. Iya penyataan

See U in Heaven, Grandpa...

07 Juni 2015-Minggu Hari yang cerah untuk hati yang mendung... Hari ini adalah hari dukacita terkhusus untuk keluarga kami. Iyah Oppungku meninggal. Saat liat bbm, abangku nge-ping. Aku udah menduga kalo dia pasti ngasih kabar dukacita. Iyah firasatku memang benar. Dia ngasih tau kalo oppung ninggal. Aku terdiam, aku gak tau mau ngapain. Aku merasa ini hanyalah mimpi buruk. Yang kurasakan adalah rasa penyesalan yang begitu mendalam karena aku belum bisa ngebahagiain oppung, belum bisa ngasih yang terbaik dan nunjukin kesuksesanku. Mungkin dari antara semua cucu-cucunya yang dari kampung, akulah yang paling jarang berinteraksi dengan oppungku. Cucunya yang dari kampung pasti lebih dekat dan bisa merasakan enaknya punya oppung dibanding dengan cucunya yang di kota. Dan dari antara semua cucunya yang di kampung, akulah yang paling jarang mengunjungi mereka. Ya aku menyadarinya. Aku juga gak tau kenapa aku jarang mampir ke rumah mereka, biarpun jarak rumah kami dekat. Aku juga gak